• Laporan 1



    PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

    LAPORAN
    Disusun untuk memenuhi tugas praktikum
    Kimia Dasar Anorganik dan Organik





    Disusun Oleh:
    Ratna Magdalena (2012-21-006)






    LOGO STIK



    PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS
    JAKARTA
    2012

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami. Sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini  yang berjudul “ Pengenalan Alat dan Bahan Kimia “ dapat diselesaikan. Makalah ini berisikan laporan pratikum yang telah saya amati.
    Melalui kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada orang tua yang selalu memberikan dukungan baik moral, spiritual maupun doanya. Tidak lupa kami juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu, baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah saya dapat selesai.
    Mohon maaf apabila terdapat kesalahan, ataupun ada yang kurang berkenan dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
    Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi semua pihak.  Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita.


    Jakarta , 23 oktober  2012


                                                                                                                               Penyusun


    DAFTAR ISI
    HALAMAN JUDUL ................................................................................    i
    KATA PENGANTAR ..............................................................................    ii
    DAFTAR ISI ............................................................................................     iii
    DAFTAR TABEL ....................................................................................     iv
    ABSTRAK ...............................................................................................     v
    1.        PENDAHULUAN
    1.1.       Latar Belakang .........................................................................     1
    1.2.       Tujuan ......................................................................................      1
    2.        DASAR TEORI
    2.1.       Persiapan ....................................................................................   3
    2.2.       Materi Pratikum .........................................................................    3
    2.3.       Keselamatan Di Laboratrium ......................................................  3
    2.4.       Berbagai Alat dan Penggunaanya.............................................     3
    2.5.       Peralatan Gelas ...........................................................................   4
    2.6.       Peralatan Bukan Gelas ................................................................  5
    2.7.       Pengenalaan Bahan-bahan Kimia ...........................................       7
    2.8.       Bahan-bahan Kimia Berbahaya ..............................................       9
    2.9.       Halogen ......................................................................................   10
    2.10.   Teknik Dasar Di Laboratorium ..................................................    10
    3.        METODOLOGI
    3.1.       Alat dan Bahan ...........................................................................  12       
    3.2.       Prosedur ......................................................................................  13
    4.        HASIL DAN PEMBAHASAN
                  4.1.       Hasil Pengamatan ......................................................................    16       
                  4.2.       Pembahasan ...............................................................................    21
    5.        KESIMPULAN ..................................................................................    24
    6.        DAFTAR PUSTAKA .........................................................................   25



    DAFTAR TABEL
    Table 3.1.1.Pengenalan Alat dan Bahan
    Table 3.1.2. Identifikasi Warna Unsur-unsur Halogen (Klorin, Iodine)
    Table 3.1.3. Identifikasi kepolaran senyawa polar dan nonpolar
    Tabel 4.1.1.1 Peralatan Gelas dan Fungsinya
    Tabel 4.1.1.2 Peralatan non Gelas dan Fungsinya
    Tabel 4.1.1.3 Jenis bahan kimia, sifat bahaya dan pencegahannya
    Tabel 4.1.1.4 Pengukuran dasar padatan dan cairan
    Tabel 4.1.1.5 Pengamatan Sifat Asam
    Table 4.1.1.6 Pengamatan Sifat Basa
    Table 4.1.2.1 Identifikasi Warna Unsur-unsur Halogen (Klorin, Iodine)
    Table 4.1.3.1 identifikasi kepolaran senyawa polar dan nonpolar
















    ABSTRAK

    Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen. Oleh karena itu, laboratorium akan sangat membantu dalam mempelajari ilmu kimia. Diperlikan pengenalan alat dan bahan utuk menggunakan laboratorium. Agar kita dapat menjelaskan karakteristik bahan penyusun peralatan gelas laboratorium kimia
    Mengidentifikasi jenis-jenis peralatan dan fungsinya dalam laboratorium kimia, mengidentifikasi jenis-jenis bahan kimia beserta sifat bahaya dan cara aman, mendemonstrasikan penggunaan peralatan laboratorium kimia dengan benar dan aman, mengamati beberapa sifat bahan kimia padat dan cair, serta reaksi kimianya.

    Kata kunci : alat-alat pratikum, bahan-bahan kimia

















    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1    Latar Belakang
    Pengenalan     alat-alat     laboratorium    kimia  dasar   sebagai   penunjang dilaksanakanya percobaan-percobaan maupun penelitian. Oleh karena itu, pengenalan alat-alat yang akan digunakan pada saat praktikum kimia dasar sangat dibutuhkan sekali agar kita lebih tepat dalam menggunakan alat tersebut sesuai kegunaannya masing-masing. Jenis alat-alat yang digunakan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Misalnya, pada penelitian yang bertujuan memperoleh data tentang alat-alat yang digunakan sebagai  bahan praktikum.  Agar penelitian berjalan dengan lancar dan kita mengetahui alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian  dan juga harus memahami fungsinya. Praktikan pun harus mengetahui cara membersihkan peralatan serta menyimpan pada tempatnya (Middlecamp,dkk,1985)

    1.2  Tujuan
    Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah:
    ·         Menjelaskan karakteristik bahan penyusun peralatan gelas laboratorium kimia
    ·         Mengidentifikasi jenis-jenis peralatan dan fungsinya dalam laboratorium kimia
    ·         Mengidentifikasi jenis-jenis bahan kimia beserta sifat bahaya dan cara aman
    ·         Mendemonstrasikan penggunaan peralatan laboratorium kimia dengan benar dan aman
    ·         Mengamati beberapa sifat bahan kimia padat dan cair, serta reaksi kimianya
    ·         Mengidentifikasi warna dari gas klorin dan iodine
    ·         Menyelidiki kepolaran senyawa polar dan nonpolar
























    BAB II
    DASAR TEORI
    Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen. Oleh karena itu, laboratorium akan sangat membantu dalam mempelajari ilmu kimia. Perlu kita sadari bahwa zat kimia yang terdapat di laboratorium ada yang bersifat racun, ada yang mudah terbakar, ada yang sangat korosif, dan sebagainya. Oleh karena itu, penanganannya harus hati-hati sesuai petunjuk. Demikian juga dengan pemakaian alat-alat laboratorium yang sebagian besar terbuat dari gelas yang mudah pecah.
    2.1  Persiapan
    Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, persiapkan hal-hal berikut.
    1.   Jas praktikum (lab-jas)
    2.   Kaca mata laboratorium
    3.   Catatan praktikum/kertas kerja
    2.2  Materi praktikum
    Materi yang akan di praktikumkan harus sudah dipelajari terlebih dahulu. Anda harus sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang di perlukan, cara kerja, serta hal-hal khusus seperti bahaya yang mungkin terjadi
    2.3  Kesalamatan di Laboratorium
    Selama berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban, keselamatan diri, dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu, misalnya mencampurkan bahan kimia, yang tidak anda pahami dengan baik, apa lagi yang diluar prosedur percobaan. Laporka setiap kecelakaan, misalnya zat tumpah, botol pecah, atau anggota badan terkena bahan kimia.
    2.4  Berbagai Alat dan Penggunaannya
    Alat-alat laboratorium merupakan alat yang kita butuhkan dalam proses penelitian atau pun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan (soetarto, dkk).
    Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan atau alat lain dari mikrobia yang tidak diinginkan.
    1.      Alat pengukur volume cair
    Voleme cair dapat diukur dengan gelas kimia (gelas beker), labu ukur, pipet, atau buret. Alat mana yang akan digunakan bergantung pada volume, jenis percobaan, dan tingkat ketelitian yang diperlukan. Berbagai alat ukur tersebut tersedia dengan berbagai ukuran sehingga kita dapat memilih yang tepat sesuai keperluan.
    2.      Alat Pengukur Massa
    Massa diukur dengan neraca.
    3.      Alat Pembakar
    Alat pembakar dapat berupa pembakar spiritus atau Bunsen.
    Pembakaran Bunsen menggunakan bahan bakar gas, seperti elpiji. Pembakaran Bunsen mempunyai lambang udara yang dapat diataur untuk mendapatkan nyala yang dikehendaki.
    2.5 Peralatan Gelas
    1)      Gelas piala Fungsi: tempat untuk menyimpan larutan, tempat untuk mereaksikan dalam jumlah banyak, bukan untuk alat ukur, tempat untuk memanaskan larutan
    2)      Erlemeyer Fungsi: tempat mereaksikan zat dan atau mencampur zat, digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi, tempat untuk mencampur zat.
    3)      Labu ukur Fungsi: tempat membuat larutan, tempat membuat larutan, tempat mengecerkan larutan.
    4)      Petridish Fungsi: tempat membiakan mikroba
    5)      Gelas ukur Fungsi : untuk mengukur volum larutan
    6)      Kaca arloji Fungsi : wadah untuk menimbang
    7)      Tabung reaksi Fungsi : untuk mereaksikan dua atau lebih zat dalam skala kecil
    8)      Cawan  penguap Fungsi : untuk mengeringkan suatu badan dalam oven dan desikator
    9)      Pipet tetes Fungsi : untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil
    10)  Pipet volum Fungsi : untuk mengukur volume larutan
    11)  Pipet Gondok Fungsi: digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu
    12)  Batang Pengaduk Fungsi: untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan maupun ketika reaksi sementara berlangsung
    13)  Corong pisah Fungsi: untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Caranya pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.
    14)  Desikator Fungsi : untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air, mengeringkan zat-zat dalam laboratorium.
    15)  Buret Fungsi : digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengangkut volume suatu larutan
    16)  Corong Fungsi: digunakan untuk memasukan atau memidahkan larutan dari satu tempat ke tempat lain, digunakan untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saring (http://www.scribd.com)
    Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau pembersih sintetik lainnya. Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin memerlukan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih dan hilang atau hilang semua bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan kaca belum membuang airnya secara keseluruhan, perlu digunakan larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat sehingga dapat memastikan kebersihan kaca secara keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu dibilas dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling dan biarkan mengering sendiri tanpa di lap (Underwood, 1991: 578).
    2.6  Peralatan Bukan Gelas
    1)      Mortal Fungsi : menghaluskan zat yang masih bersifat padat/Kristal.
    2)      Krush Fungsi: terbuat dari persolen dan bersifat mert, untuk memanaskan logam-logam, misal dalam analisa kandungan abu suatu logam bahan lain.
    3)      Rak tabung reaksi Fungsi: digunakan pada saat melakukan percobaan yang membutuhkan banyak tabung reaksi.
    4)      Penjepit Tabung Reaksi Fungsi : untuk menjepit tabung reaksi
    5)      Statif dan klem Fungsi: sebagai penjepit, untuk menjepit soklet pada proses titrasi, untuk menjepit kondesor pada proses destilasi
    6)      Sikat tabung reaksi Fungsi:Untuk menyikat tabung reaksi
    7)      Segitiga Fungsi: tempat meletakan gelas piala/erlemeyer ketika dipanaskan
    8)      Bola hisap Fungsi: untuk menhisap larutan yang akan dari botol larutan
    9)      Lampu spiritus Fungsi: untuk membakar zat dan memanaskan larutan
    10)  Bunsen Fungsi: untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi
    11)  Kaki tiga Fungsi: sebagai penyangga/prmbaka spritus
    12)  Botol semprot Fungsi: tempat meletakan aqvades
    13)  Kawat kasa Fungsi: sebagai alas untuk menahan labu atau baker pada waktu pemanasan menggunakan pemanas
    14)  Klem utilitas Fungsi: sebagai penjepit alat-alat sperti erlemey
    15)  Oven Fungsi: untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan, untuk mengeringkan bahan dalam keadaan basah
    16)  Tanur Fungsi:sama dengan oven
    17)  Hot plate Fungsi: sebagai pemanas
    18)  Timbangan analitis Fungsi: untuk menimbang zat
    Dalam praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian. Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot-perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam dan bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera dibersihkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan di sterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Underwood, 1991: 1).
    Maksud penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan kelebihan reagensia. Umumnya digunakan kertas saring yang tekstur kehalusannya sedang. Tepi kertas saring hendaknya 1 cm dari bagian tepi atas corong (Vogel, 1994: 72).
    2.7  Pengenalan Bahan – Bahan Kimia
    Pengetahuan sifat bahan menjadi suatu keharusan sebelum bekerja di laboratorium. Sifat-sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada Material Safety Data Sheet (MSDS) di dalam buku, CD, atau melalui internet. Pada tabel berikut disajikan sifat bahaya bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan kimia. Peraturan pada pengepakan dan pelabelan bahan kimia diwajibkan mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat bahaya bahan kimia khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau bahan berbahaya dan beracun (B3).
    Bahan berdasarkan fasa :
    1.                  Padat
    2.                  Cair
    3.                  gas
    Bahan berdasarkan kualitas
    1.                  teknis
    2.                  special grade : pro analyses (pa)
    3.                  special grade : material referrences
    pengenalan Simbol bahaya (Hazard symbol)
    1. Harmful (Berbahaya).
    Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.
    2. Toxic (beracun)
    Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit.
    3. Corrosive (korosif)
    Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai terpercik pada Mata.
    4. Flammable (Mudah terbakar)
    Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga api listrik, dan lain-lain.
    5. Explosive (mudah meledak)
    Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan dengan logam/metal)
    6. Oxidator (Pengoksidasi)
    Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor)
    2.8 Bahan-Bahan Kimia Berbahaya
    Bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan sebagai berikut: (Imam Khasani, 1983)
    1 . Explosif (mudah meledak) contohnya : kalium klorat, Trinitrotaluen(TNT), natrium nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran belerang, karbon dan kalium klorat .
    2. Flamable (mudah terbakar) contohnya : metanol, eter, aseton, heksana, benzena, uap ini dapat bergerak menuju api sejauh 3 meter.
    3. Oxidazing Agent (bahan oksidator) contohnya : natrium nitrit/nitrat, kalium klorat, kaporit, asam sendawa, alkena, alkilbenzena dan sebagainya . Sekalipun tidak ada 02 dari luar dapat menyebabkan kebakaran .
    4. Bahan mudah terbakar oleh air, contohnya logam Na , K dan asam sulfat pekat .
    5. Bahan mudah terbakar oleh asam contohnya logam paduan Na dan K .senyawa hidrida dan sebagainya .
    6 . Gas bertekanan tinggi, misalnya gas-gas dalam tabung silinder dengan tekanan tinggi .
    7 . Bahan-bahan beracun contohnya : C02 , CI2 , benzena, Kloroform, sianida dan sebagainya .
    8 . Bahan korosif contohnya : anhidrida asam, alkali, asam sulfat, fenol dan sebagainya .
     Bahan tersebut di atas mudah dikenali karena biasanya pabrik-pabrik bahan kimia telah melengkapi kemasannya dengan label-label dan lam-bang-lambang tertentu .
    Akibat penggunaan bahan kimia tersebut di atas berbagai jenis bahaya mungkin dapat terjadi antara lain (Imam Khasani, 1986)
    a . Keracunan, sebagai akibat masuknya bahan kimia ke dalam tubuh melalui paru-paru, mulut dan kulit . Keracunan dapat berakibat fatal misalnya hilang kesadaran atau gangguan kesehatan yang baru dirasakan setelah bebe- rapa tahun setelah bekerja, atau menjelang pensiun .
    b. Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya pera- dangan pada kulit, mata dan saluran pernapasan .
    c.  Kebakaran atau luka bakar, sebagai akibat peledakan bahan-bahan reaktif (peroksida dan bahan-bahan pelarut organik) .
    2.9             Halogen
    Golongan Halogen yang umum digunakan adalah berbasis iodium seperti larutan iodium, iodofor, povidon iodium, sedangkan senyawa terhalogenasi adalah senyawa anorganik dan organik yangmengandung gugus Halogen terutama gugus klor, misalnya natriumhipoklorit, klordioksida, natrium klorit dan kloramin. Golongan ini berdaya aksi dengan cara oksidasi dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 1-5%. Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk mereduksi virus,tetapi tidak efektif untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi.Umum digunakan sebagai desinfektan pada pakaian, kolam renang,lumpur air selokan. Adapun kekurangan dari golongan Halogen dan senyawa terhalogenasi adalah sifatnya yang tidak stabil, sulit terbiodegradasi, dan mengiritasi mukosa. ( http://www.scribd.com)
    2.10 Teknik Dasar di Laboratorium
    1.     Cara memanaskan cairan
    Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.
    a.     Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
    ·        Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain
    ·        Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
    ·        Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok
    ·        Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
    b.     Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
    Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
    2.     Cara membaca volume pada gelas ukur
    Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
    3.     Cara menggunakan buret
    Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya :
    Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
    4.     Cara menggunakan neraca analitis
    ·        Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
    ·        Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
    ·        Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
    ·        Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut







    BAB III
    METODOLOGI
    3.1              Alat dan Bahan
    1.      Pengenalan Alat dan Bahan
    Alat
    Bahan
    a. Peralatan lab. Kimia
    b. Tabung reaksi
    c. Pipet tetes
    d. Pipet ukur
    e. Gelas arloji
    f. Gelas beker 100 mL
    g. Timbangan analitik
    h. Kertas buram
    i. Spatula
    a. Bahan kimia
    b. Gula pasir
    c. NaOH
    d. Indikator PP
    e. H2SO4 pekat
    f. HCL pekat
    g. Asam asetat glasial
    h. Aquades
    Table 3.1.1.Pengenalan Alat dan Bahan

    2.      Identifikasi Warna Unsur-unsur Halogen (Klorin, Iodine)
    Alat
    Bahan
    a. Tabung reaksi
    b. Tutup tabung reaksi
    c. Spatula
    d. Pipet tetes
    a. Kalium klorat (KClO3)
    b. Kalium iodat (KIO3)
    c. Asam sulfat pekat (H2SO4)
    d. Tetraklorometana (CHCl4)
    Table 3.1.2. Identifikasi Warna Unsur-unsur Halogen (Klorin, Iodine)

    3.      Identifikasi kepolaran senyawa polar dan nonpolar
    Alat
    Bahan
    a. Buret + statif + klem
    b. Batang pengaduk
    c. Penggaris plastik
    d. Kain wol
    e. Beaker glass
    f. Corong Kaca
    g. Pengaduk kaca
    a. Air (H2O)
    b. Dietil eter (C4H10O)
    c. Etanol 96 % (C2H5OH)
    d. Karbon tertraklorida (CCl4)
    Table 3.1.3. Identifikasi kepolaran senyawa polar dan nonpolar

    3.2              Prosedur
    1.      Pengenalan Alat dan Bahan Kimia
    b.      Perhatikan demo jenis-jenis peralatan, fungsi dan cara penggunaannya oleh dosen. Catat pada lembar laporan pengamatan. (praktikan dapat mencoba beberapa jenis alat).
    b        Daftarlah beberapa jenis bahan kimia dan identifikasikan sifat bahaya beserta pencegahannya.
    c         Lakukan praktek penimbangan zat kimia padatan, sebagai berikut :
    ~        Duduklah tepat menghadap timbangan.
    ~        Periksalah apakah timbangan bekerja dengan baik atau tidak.
    ~        Periksalah kedudukan timbangan (harus rata air).
    ~        Tempatkan wadah untuk menimbang, seperti gelas arloji, botol timbang, krus, cawan kecil, beker kecil atau kertas.
    ~        Tekan tombol Tareuntuk me-nol-kan.
    ~        Timbang dengan tepat 2 gram sampel.
    d        Lakukan praktek penggunaan zat kimia cairan, sebagai berikut :
    ~     Siapkan pipet Mohr dan gelas beker berisi aquades.
    ~     Pasang pipet pada bagian bawah propipet.
    ~     Kempiskan badan propipet dengan ibu jari dan telunjuk menekan klep ”A” bersamaan dengan jari lain menekan badan propipet.
    ~     Masukan ujung pipet ke dalam cairan yang akan diambil.
    ~     Setelah itu, tekan klep ”S” untuk mengambil cairan tersebut.
    ~     Perhatikan meniscus ( pandangan mata sejajar dengan lapisan cairan yang datar dan catat berapa mL cairan yang diambil ).
    ~     Angkat pipet dan arahkan ke wadah yang baru.
    ~     Tekan klep ”E” untuk mengeluarkan cairan.
    e         Cobalah menuang atau memindahkan cairan menggunakan gelas beker dan pengaduk, serta menggojog dan mengocok cairan dalam labu takar sesuai arahan dosen.
    f         Identifikasikan sifat-sifat asam dengan langkah, sebagai berikut :
    ~        Siapkan kertas buram (seperti kertas koran) dalam potongan kecil.
    ~        Mengamati dahulu keadaan bahan ini ketika masih ada botol semula lalu lakukan kegiatan berikut ini.
    ·         Pada kertas buram pertama tetesakan H2SO4 pekat
    ·         Pada kertas buram kedua teteskan HCl pekat
    ·         Pada kertas buram ketiga teteskan asam asetat glasial
    ~        Mengamati kertas yang sudah ditetesi zat tersebut.
    g        Identifikasikan sifat-sifat basa dengan langkah, sebagai berikut :
    ~        Pada 2 buah tabung masukkan sepotong kecil NaOH, lalu amati fisik dari padatan tersebut.
    ~        Biarkan padatan ini beberapa saat (2 menit) di tempatnya, amati lagi hasilnya.
    ~        Lalu beri sedikit aquades dari botol semprot. Amati apa yang terjadi.
    ~        Ambil 1 tetes campuran ini dan teteskan pada tangan biarkan beberapa saat (1 menit), apa yang terjadi. Setelah itu segera cuci tangan Anda.
    ~        Teteskan 1 tetes indikator Phenolptalein (PP) pada masing-masing tabung di atas dan amati apa yang terjadi.
    ~        Teteskan larutan asam hingga terjadi perubahan warna.
    2.      Identifikasi Warna Unsur-unsur Halogen (Klorin, Iodine)
    A.    Mengambil 2 buah tabung reaksi dengan penutup, lalu masukkan ke dalam tabung reaksi tersebut masing-masing 2 butir kalium klorat dan 1 butir kalium iodat.
    B.     Pada masing-masing tabung, teteskan satu asam sulfat pekat, lalu tutup tabung dengan penyumbat/penutup. Tunggu beberapa saat sampai timbul gas.Catatan : Sebaiknya lakukan pembuatan gaas halogen ini di lemari asam.
    C.     Memasukkan tetraklorometana kira-kira 2 mL kedalam ketiga tabung reaksi tersebut. Mengamati dan mencatat apa yang terjadi.
    3.      Identifikasi kepolaran senyawa polar dan nonpolar
    a.      Memasankang masing-masing buret pada statifnya.
    b.      Mengisi buret dengan :
    Ø  Air                                => Buret 1
    Ø  Dietil eter                      => Buret 2
    Ø  Etanol                           => Buret 3
    Ø  Karbon tetraklorida      => Buret 4
    c.       Mengosokan batang polietana/penggaris plastik pada kain wol sehingga bermuatan.
    d.      Menyediakan gelas beker sebagai penampung dibawah Buret dan buka kran Buret 1 hingga air di dalam Buret mengalir. Dekatkan batang polietana/penggaris plastik yang telah bermuatan ke air yang keluar dari Buret tersebut. Mengamatai dan mencatat hasil pengamatan.
    e.       Melakukan langkah 4 tersebut pada Buret ketiga lainnya dan mencatat hasil pengamatan.












    BAB IV
    HASIL DAN PEMBAHASAN
    4.1Hasil Pengamatan
    4.1.1 Pengenalan Alat dan Bahan Kimia
    1. Peralatan Gelas dan Fungsinya
    No
    Nama Alat Gelas
    Fungsi
    1.
    Gelas Ukur
    Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair.
    2.
    Gelas Beker
    Untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.
    3.
    Erlenmeyer
    Untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.
    4.
    Tabung Reaksi
    Untuk mereaksikan zat zat kimia dalam jumlah sedikit.
    5.
    Botol Reagen
    Untuk menyimpan larutan/reagen siap pakai.
    6.
    Labu Alas Bulat
    Untuk tempat pelarut dalam proses destilasi..
    7.
    Botol Reagen Coklat
    Untuk menyimpan larutan dalam jumlah besar.
    8.
    Corong Pisah
    Untuk memisahkan cairan.
    9.
    Petridisk
    Untuk menimbang zat-zat padat.
    10.
    Corong
    Untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit
    Tabel 4.1.1.1 Peralatan Gelas dan Fungsinya




    2. Peralatan non Gelas dan Fungsinya

    No
    Nama Alat
    Kegunaan
    1.
    Gegep
    Untuk menjepit, memegang tabung reaksi.
    2.
    Spatula
    Untuk mengambil bahan bubuk.
    3.
    Krusporselain
    Untuk tempat pengabuan.
    4.
    Cawan Porselain
    Untuk menguapkan kadar air dalam sample.
    5.
    Mortar
    Untuk tempat menghaluskan.
    6.
    Kertas Saring
    Untuk menyaring bahan zat yang bersifat suspensi.
    7.
    Indikator Universal
    Untuk mengukur pH.
    8.
    Hot Plate
    Untuk memanaskan.
    9.
    Botol Semprot
    Untuk menyemprot cairan
    10.
    Kalorimeter
    Untuk mengukur kalori.
    Tabel 4.1.1.2 Peralatan non Gelas dan Fungsinya

    3         Jenis bahan kimia, sifat bahaya dan pencegahannya
    No
    Nama Bahan Kimia
    Rumus
    Kimia
    Sifat Bahaya
    Pencegahan
    1.
    Aseton
    CH3COCH3
    Flammble (F)
    Sangat mudah terbakar.
    Hindarkan dari nyala api, loncatan bunga api dan panas.
    2.
    Blei (II) Nitrat
    Pb (NO)3
    Harmful (Xn) menyebabkan iritasi/melukai jaringa/organ tubuh
    Hindarkan kontak dengan kulit, mata dan saluran pernapasan.
    3.
    Etanol
    C2H5OH
    Flammble (F)
    Sangat mudah terbakar.
    Hindarkan dari nyala api, loncatan bunga api dan panas.
    4.
    Quecksilber (II) asetat
    Hg(CH3COO)2
    Toxic, Very Toxic (T, T+) beracun/sangat beracun/merusak kesehatan.
    Hindarkan kontak dengan tubuh, seperti kulit, mulut juga pernapasan.
    5.
    Blei (II) – acetatneutral
    (CH3COO)2PT. 3H2O
    Harmful (Xn) menyebabkan iritasi/melukai jaringa/organ tubuh.
    Hindarkan kontak dengan kulit, mata dan saluran pernapasan.
    6.
    Natriumdichromat-Dihydrat
    Na2 Cr2 O7.
    2 H2O
    Harmful (Xn) menyebabkan iritasi/melukai jaringa/organ tubuh.
    Hindarkan kontak dengan kulit, mata dan saluran pernapasan.
    7.
    Sulfat acid
    H2SO4
    Beracun (Toxic) juga Korosif (Corrosive).
    Hindarkan dari kontak tubuh hingga pernapasan
    9.
    Hydrochioric acid fumming
    HCl
    Corrosive (C) korosif/bereaksi dan merusak jaringan tubuh.
    Hindarkan kontak dengan kulit, mata, dan saluran pernapasan.
    10.
    Kaliumydroxid platzshen
    KOH
    Corrosive (C) korosif/bereaksi dan merusak jaringan tubuh.
    Hindarkan kontak dengan kulit, mata, dan saluran pernapasan.
    Tabel 4.1.1.3 Jenis bahan kimia, sifat bahaya dan pencegahannya


    4.      Pengukuran dasar padatan dan cairan
    No
    Kegiatan
    Satuan
    Jenis Alat
    Keterangan
    1.
    Penimbanagan Padatan
    2 g
       Timbangan digital
    Sukrosa
    2.
    Pengukuran zat cair
    5 mL
    Pipet Mohr + Gelas ukur
    Air (H2O)
    Tabel 4.1.1.4 Pengukuran dasar padatan dan cairan


    Pengamatan Sifat Asam
    Jenis Perlakuan
    Hasil Pengamatan
    Kertas Buram
    + beberapa tetes H2SO4 pekat
    Kertas menjadi berwarna hitam
    Kertas buram
    + beberapa tetes HCl pekat
    Kertas menjadi berwarna kuning
    Kertas buram
    + beberapa tetes asam asetat glasial
    Kertas menjadi berwarna putih sedikit menjadi merah muda
    Tabel 4.1.1.5 Pengamatan Sifat Asam

    Pengamatan Sifat Basa
    Jenis Perlakuan
    Hasil Pengamatan
    Ciri-ciri fisik NaOH
    Berwarna putih susu, mengkilap, berbentuk padat
    NaOH + Aquades
    Dari yang berbentuk padat menjadi larut dengan air, dan menjadi bersifat eksoterm
    NaOH + Aquades diteteskan pada tangan
    Licin juga kesat
    NaOH + Aquades + Indikator PP
    Perubahan warna dari bening air menjadi  warna ungu muda
    NaOH + Aquades + Indikator PP + Asam + Aquades + Indikator PP
    Perubahan warna dari ungu muda menjadi ungu tua / ungu pekat
    Table 4.1.1.6 Pengamatan Sifat Basa
    3.9.1     Identifikasi Warna Unsur-unsur Halogen (Klorin, Iodine)

    Identifikasi Warna Unsur-unsur Halogen (Klorin, Iodine)
    Jenis Unsur Halogen
    Warna
    Cl2
    Kuning menjadi kuning bening (keluar gas)
    I2
    Putih menjadi bening agak merah muda
    Table 4.1.2.1 Identifikasi Warna Unsur-unsur Halogen (Klorin, Iodine)

    3.9.2 Identifikasi kepolaran senyawa polar dan nonpolar
    Identifikasi kepolaran senyawa polar dan nonpolar
    Buret
    Jenis Zat Cair
    Rumus
    Aliran Zat Cair
    Kimia
    Stuktur
    Dibelokkan /
    Tidak dibelokkan
    1
    Air
    H2O
    H – O – H
    Dibelokkan +
    2
    n- Hexane
    CH3(CH2)4 CH3
    CH3-CH2-CH2-CH2-CH2- CH3
    Tidak dibelokkan
    3
    Etanol
    C2H5OH
                      H  H


     
    H-C-C-OH






     
                      H  H
    Dibelokkan +++
    4
    Karbon tetraklorida
    CCl4
    Cl


     
    Cl-C-Cl


     
    Cl
    Tidak dibelokkan
    Table 4.1.3.1 identifikasi kepolaran senyawa polar dan nonpolar
    4.2PEMBAHASAN
    Hal pertama yang dilakukan pada praktek pengenalan alat dan bahan yang ada di laboraturium kimia adalah menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan. Selanjutnya adalah mengetahui nama-nama alat dan bahan yang sudah tersedia dimeja praktikum beserta fungsi semua alat tersebut. Larutan dalam jumlah sedikit diambil dengan menggunakan gelas ukur, bukan dengan beaker glass ataupun erlenmeyer karena gelas ukur memiliki ketelitian yang tinggi untuk mengukur zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atu tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak cukup akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitive.
    Gelas ukur adalah alat yang terbuat dari bahan gelas dan memiliki berbagai ukuran, mulai dari 10 mL sampai 2 L. Berbentuk tabung, hampir sama seperti tabung reaksi, tapi memiliki alas yang luas sehingga dapat ditegakkan. Kegunaannya untuk mengukur volume suatu larutan dengan ketelitian yang tinggi yaitu hingga 1 ml . Alat ini tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan atau sampel yang panas.
    Pipet ukur, berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya, digunakan untuk mengukur larutan dengan tingkat ketelitian yang hingga 0,01 mm.
    Selanjutnya praktikan mempelajari dan mengenal tempat-tempat penyimpanan alat-alat kimia dan cara menggunakan timbangan analitik. Praktikan menimbang sukrosa sejumlah 2 gram menggunakan timbangan digital dengan cara letakan wadah/ cawan. Timbangan dinolkan terlebih dahulu sebelum meletakkan zat yang akan ditimbang pada plat timbangan. Setelah meletakkan cawan berisi sukrosa pada timbangan, hasilnya dibaca pada monitor timbangan.
    Percobaan selanjutnya mengukur air menggunakan pipet mohr dan gleas ukur sebanyak 5 mL. Cara menggunkan pipet mohr adalah pencet simbil “A” berbarengan dengan memencet lingkaran, masukan pipet mohr ke gelas ukur yang sudah tersedia H2O,. kemudian pencet symbol “S” untuk menarik H2O sampai ke angka 0 (nol). Selanjutnya akngat pipet mohr dan masukan ke tabung reaksi dengan memencet symbol “E”, untuk mengeluarkan hingga tidak ada lagi sisah di pipet mohr kita pencet bolongan di depan symbol “E”.
    CH2SO4, HCl dan asam asetat glacial merupan oksidator sehingga dapat mengoksidasi kertas buram. H2SO4 dan HCl adalah asam kuat sehinngu membuat kertas buram berubah warna namun H2SO4 lebih mengoksidasi karna dia lebih banyak mengandung atom H sehingga kertas buram menjadi hitam sedangkan HCl berwarna kuning.
    Asam glacial merupakan asam lemah sehingga proses oksidasi jadi lemah dan kertas buram menjadi warna putih dan agak merah muda.
    Pada percobaan selanjutnya kita mengenal sifat basa. Basa yang kita gunakan adalah NaOH. NaOH adalah sebuah padatan, ia menggunakan energy untuk saling berikatan. Jika NaOH dibiarkan pada tempat terbuka maka ia akan mencair, hal itu karena NaOH mengikat udara yang mengandung air. Selanjutnya  NaOH dicampur dengan aquades maka akan terlarut dan akan mengeluarkan panas. Hal itu karena NAOH terputus dan menjadi Na + OH- sehingga energy yang di gunakan untuk berikatan pun terlepas sehingga terasa panas. Dan jika di lihat menggunakan indicator akan berwarna ungu muda karena pHnya di atas 7.
    Percobaan terakhir masukan cairan air, n-hexane, etanol, dan karbon tetraklorida ke dalam buret secara bergantian. Pertama cairan air, ketika di keluarkan dan didekatkan penggaris yang telah digosok-gosok dengan benang wol. Didapatnkan hasil air sedikit membelok. Hal itu di sebabkan air bersifat polar atau memiliki 1 elektron bebas (-). Sedangkan penggaris juga bermuatan negative (-) sehingga air dan penggaris saling tolak menolak.
    Kedua n-hexane, didapatkan hasil tidak membelok. Hal ini dikarnakan n-hexane bersifat non polar atau tidak memiliki electron bebas sehingga dia stabil dan tidak terbelok oleh penggaris yang bermuatan negative (-).
    Ketiga etanol, didapatkan hasil membelok jauh. Hal ini dikarenakan etanol bersifat polar atau memiliki electron bebas 2 (-) lebih banyak dibadingkan air sehingga saat didekatkan dengan penggaris yang bermuatan (-) etanol sangat membelok.
    Terakir karbon tetraklorida, di dapatkan hasil tidak membelok. Hal ini dikarnakan karbon tetraklorida bersifat non polar atau tidak memiliki electron bebas sehingga dia stabil dan tidak terbelok oleh penggaris yang bermuatan negative (-).








    BAB V
    SIMPULAN
    ·            Setiap alat mempunyai fungsi dan spesifikasi yang berbeda tergantung jenisalatnya.
    ·            Sangat penting sekali mengetahui nama dan fungsi alat laboratorium.
    ·           Alat laboratorium ada yang memang benar-benar membutuhkan ketelitiandan membutuhkan waktu dalam prosesnya.
    ·           Alat-alat laboratorium sangat banyak dan mempunyai fungsinya masing-masing yang di butuhkan dalam proses penelitian.
    ·           Gelas Ukur memiliki ketelitian hingga 1 ml.
    ·           Pipet ukur memiliki ketelitian hingga 0,01 ml.
    ·           Asam kuat dapat mengosidasi kertas buram lebih kuat disbanding asam lemah
    ·           Cairan yang bersifat polar akan tolak-menolak dengan penggaris yang di gosok benang wol






















    BAB VI
    Daftar Pustaka


    Vogel. 1990. “Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Revisi G. Svehla Terjemahan Ir. L. Setrono dan Dr. A. Haelyana Pudjaatmaka”. PT Kalman Media Pustaka: Jakarta.
    Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Revisi Terjemahan. R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.
    staff.uny.ac.id
    http://istisitepu.wordpress.com



0 komentar:

Posting Komentar